Sejarah SMK Negeri 1 Surakarta

SEJARAH SINGKAT SMEA NEGERI 1 LOJIWETAN SURAKARTA.

Tanggal 1 September 1946

Berdiri dengan nama S.M.T.E. ( Sekolah Menengah Tinggi Ekonomi ) bertempat di Simpon bersma-sama dengan Sekolah Dagang. Pemimpinnya adalah B. Drs. M. Prawironagoro sedangkan guru-gurunya antara lain ; Bp. Kaboel, Bp. FX. Suparman, Bp. Sajidiman, Bp. Katamdiprodjo dan masih banyak lagi Pemimpin Tata Usaha adalah Sdr. Roeslan ( Sekarang pensiunan Kepala Tata Usaha SMA Negeri IV Surakarta )

Tahun 1947 – 1948

 

Keadaan-keadaan/kejadian-kejadian penting di antaranya ;

  1. Pndah ke Lojiwetan ( Jl. Tembaga 11 );
  2. Nama S.M.T.E. diubah menjadi S.E.M ( Sekolah Ekonomi Menengah );
  3. Keadaan perlangkapan sekolah, seperti buku-buku pelajaran, buku tulis serba sukar. Boleh dikata ser a mencatat. Diktat distensile seperti sekarang belum ada;
  4. Terdapat 5 kelas yaitu 2 kelas 1,2 kelas II dan I kelas III.

 

Tanggal, 19 Desember 1948

Keluarga SEM Negeri Solo mengadakan pesta perkenalan dengan murdi-murid baru di gedung harmoni Lojiwetan ( sekarang ditempati Bank Surakarta) Pada waktu itu situasi negara sedang dalam keadaan bahaya menghadapi ancaman seragam tentara Belanda,

Dan nyatalah, pada waktu pesta akan dimulai pesawat terbang belanda melayang laying rendah sekali di atas kota Solo. Pesawat terbang itu menyebarkan pamlet pamphlet ancaman dan peluru.

Suasana pesta menjadi panikk. Pesta segera dimulai dan segera pula diakhiri. Pesta yang mula mula hanya pesta perkenalan diubah menjadi pesta perkenalan sekaligus penutupan sekolah dan perpisahan ( untuk sementara waktu ). Oleh ketua pertemuan ( Sdr. Soetantoro, sekarang Kepala Seksi Pembinaan dan Pembangunan Kantor Pembinaan Pendidikan Ekonomi Jawa Tengah ) disarankan supaya semua siswa putra/putri selekas mungkin menggabungkan diri pada kesatuan kesatuan sipil/militer yang telah ada di Solo.

Berkat kegiatan serta tanggung jawab dari para siswa, semua perkakas sekolah (meja,kursi, dll) dapat diselamatkan kembali ke sekolah.

 

 

Tanggal, 27 Desember 1949  Penyerahan kedaulatan

  1. Sebelum waktu itu selalu diusahakan adanya kontak antara para siswa, meskipun mereka bergabung dalam kesatuan-kesatuan yang berlainan tempat tempat yang sering didpakai untuk pertemuan antara lain : di Jl. Kawatan 51 rumah makan “ Pare Anom” Pasar legi dan di sebuah warung kare di jalan Baluwarti kulon

 

  1. Sesudah penyerahan kedaulatan diusahakan pembukaan sekolah kembali oleh para siswa. Dengan susah payah berhasil, meskipun pada mulanya pelajaran tidak lancer. Kesukaran kesukaran yang dihadapi seperti :
  2. Mencari tenaga tenaga pengajar yang sanggup bekerja, tetapi untuk sementara waktu tidak menrima gaji.
  3. Tempat sekolah di lojiwetan yang sebelum saat penyerahan kedaulatan telah dipakai oleh S.M.P. Federal (mSekolah yang didirikan oleh Pemerintah Pendudukan Belanda). Jadi sebelum SMP itu pindah, S.E.M. terpaksa meminjam ruangan di beskalan ( sekarang asrama polisi ) dan di SMP Negeri II.

 

  1. Setelah keadaan agak baik Bp. Drs. Prawironagoro mendapat tugas memimpin SMA bagian C. Pemerintah R.I. di Yogyakarta menugaskan Bp. Sudarmoatmodjo untuk menggantikan memimpin S.E.M. Solo. Pelajalran berjalan agak lancer. Bapak bapak guru lain yang dengan ska relah turut aktif membantu pada waktu itu antara lain : Bp. Jz.a. Mochtar, Bp.jDrs.Zakaria Raib, Bp.S.Wirowidjojo, Bp. Suwadji, Bp. Utomo dan masih banyak lagi.

 

 

Tahun 1949-1950

Untuk pertama kali S.E.M. Solo menamatkan murid murid hanya 9 (Sembilan) orang yaitu :

  1. RS. Soetjipto ( telah meninggal dunia dalam bulan agustus 1967) dan pernah menjabat sebagai Kepala SMEA Negeri 1 Surakarta Tahun 1958-1965.
  2. Soetadi (juga telah meninggal dunia baru-baru ini pada tanggal 6 Agustus 1971) pekerjaan terakhir guru SMEA Negeri Cirebon.
  3. Darmadi, sekarang Kepala Seksi Tata Laksana Kantor Pembinaan Pendidikan Ekonomi Jawa Tengah.
  4. Drs. Ramelan, sekarang Kepala SMEA Negeri III Solo
  5. Wastuti Samidin, sekarang Kepala SMEA Negeri XV Jakarta (suaminya Kepala SMEA negeri VI Jakarta ).
  6. Sarwono, sekarang guru SMA Negeri Sragen
  7. Wiranto, sekarang guru SMEA Negeri Sukabumi
  8. Safaat, di Banyuwangi ( bekerja di Pabrik Kertas Basuki Rahmat) Sdr. Safaat paling banyak mengirimkan bantuan Materiil untuk penyelenggaraan ini, yaitu sebanyak Rp.5.000,00 ( lima ribu Rupiah). Untuk itu Panitia mengucapkan beribu-ribu terima kasih dan penghargaan yang setinggi tingginya.
  9. Soetitah, yang sampai sekarang belum dapat dihubungi dan tidak diketahui alamatnya.

Ijasah dengan nama SEM. Itu untuk pertama kali dan terakhir, karena mulai tahun ajaran berikutnya nama SEM. Diubah menjadi SMEA. Ini terutama karena desakan murid-murid, sebab nama SEM. Di Solo lebih terkenal SEM. Perusahaan listrik ( Solosche Electricite its Maatschappy).

 

Tahun 1951-1955

Peristiwa – kperistiwa penting :

  1. Berdirinya organisasi murid dengan nama Himpunan Siswa SMEA Negeri (17 Mei 1950). Pengurus pertama : Sdr. Sutantoro ( sudah disebut di atas ); Sdr. Gunadi, sekarang Direktur PN. Fadjar Ternak Surabaya. Sdr. Roelijan Soedarsono ( Kepla Sekolah).
  2. Timbul masalah ujian bagi para demobilisan.
  3. Sudarmoatmojo kembali bertugas ke jawatan pendidikan Masyarakan dan oleh pemerintah diangkat Kepala Sekolah baru yaitu BP. Mr. KRMT. Tirtodiningrat.
  4. Terciptanya lagu Mars. SMEA (15 Agustus 1954)Syair diciptkan Sdr. Hendrarto; lagu oleh Bp. Prawit ( dulu letnan Dua ) Sayang sekali karena banjir besar 1966 arisip lagu itu raib.
  5. Mulai tradisi Pekan Olah Raga Tritunggal Solo-Semarang. Yogyakarta (1954/1955). Dan tiga tahun pertama berturut-turut Solo menjadi juara dan karenanya sekarang telah memiliki (untuk selamanya) satu Piala Besar ( yang pada mulanya bergilir).

Dalam tahun itu juga Bp. Mr. Tirtodiningrat diangkat menjadi Inspektur pusat pengajaran ekonomi; pimpinan diserahkan kepada Bp. Drs. Prawironagoro tetapi pimpinan praktis sehari-hari oleh beliau ditugaskan kepada Bp RS. Boediwirjo.

 

Tahun 1955 / 1956 sd. 31-3-1958, masa Bp. RS. Boediwirjo. Beliau pension setleh dinas selama 39 Tahun

  1. Pelaksanaan ujian bagi para demobilisasi, meliputi rayon Solo, Yogya,, Semarang, Madiun untuk penjagaan keamanan dimintakan bantuan tenaga CPM dan bekas perwira kperwira PT yang berwibawa.
  2. Pada tahun 1956/1957 jumlah kelas menjadi 16, yaitu 8 kelas 1, 4 kelas II dan 4 kelas III, empat kelas I masuk sore di SMEA Negeri, untuk mengajar kelas kelas itu guru guru tidak menerima honorarium selam 10 bulan. Tetapi pak Boediwirjo akhirnya ke Jakarta sendiri dan berhasil menldaptkan surat keputusan berdirinya SMEA Negeri II, untuk 4 kelas 1 sore tersebut : Sedangkan 12 kelas pagi selanjutnya disebut SMEA Negeri I Surakarta.
  3. Datangnya perlengkapan alat-alat administrasi (tik dsb.) dari bantuan I.C.A. ( International Coorporation Administration) yang sampai sekarang masih dipakai di Sekolah.

 

Tanggal, 1-4- 1958  hingga 20-12-1965 ( Masa Bp. RS. Soetjipto)

Ini boleh dikata masa normal dan kemajuan Kejaldian-kejadian penting antara lain :

  1. Tambahnya perlengkapan-perlengkapan : gamelan, alat alat music.
  2. Terbentuknya koerasi guru/murid dan pandu sekolah
  3. Terbentuknya Persatuan Orang Tua Murid dan Guru (P.O.M.G)
  4. Sesuai dengan saran/instruksi Pemerintah, maka :
  5. Berlaku Sapta Usaha Tama
  6. Untuk menebalkan rasa cinta tanah air, maka tiap hari Senin, diadakan upacara Bendera dan sekali sebulan
  7. Mulai
  8. Akhir bulan Oktober 1961 diadakan peringatan Lustrum ke III secara meriah sekali.

 

Antraksi-atraksi yang diadakan antara lain :

  1. Perlombaan Olah raga antar Surakarta
  2. Pawai keliling kota
  3. Lomba Band Putri serta Pameran Pakaian di gedung Wayang Orang Sriwedari.
  4. Pertunjukan wayang kulit semalam suntuk di sekolah yang di “putjuki” oleh seorang siswa (Sugiyanto)

 

Tanggal, 30-9-1965  Timbulnya G.30 S/PKI.

Atas instuksi Pangdam VII/Diponegoro selaku Peperda Jawa Tengah di tiap tiap sekolah harus dibentuk Korps Palajar Serba Guna ( Kojarsena) sebagai satu satunya organisasi pelajar di sekolah-sekolah , yang sampai sekarang masih ada.

Tanggal 20 – 12 – 1965, penyerahan pimpinan sekolah dri Bp.RS. Soecipto kepada Bp. D. Soetadi ( selaku pejabat sementara ).

Atas instruksi Team Khusus Dep. P dan K. Jawa Tengah tgl, 14-12- 1965  No.11-1/99/Skp/65, Bp.RS.Soecipto sementara waktu nonaktif, kemudian selanjutnya di Jakarta, sampai meninggal dunia kemudian disusul serah terima Pengurus Himpunan Siswa SMEA. Negeri 1 kepada pimpinan Kojarsena SMEA Negeri 1 kepada pimpinan Kojarsena SMEA 1 Kompi Tunas Karya Niaga. Pada tanggal, 20-12-1965 s.d. 23-1-1967 ( Masa Bp.D.Soetadi).

 

Kotamadya Surakarta dilanda banjir besar pada tanggal 16/17  Maret 1966. Sekolah kita tidak luput dari  bencana itu. Selama 2 hari 3 malam sekolah kita terendam air bercampur lumpur. Tinggi air +- 3 meter. Perlengkapan perlengkapan sekolah mesin-mesin tulis, mesin hitung, stensil, projector dsb.) buku-buku pelajaran dll. Mengalami kerusakan yang parah sekali. Kerugian ditaksir-+ 1 milyar rupiah uang lama.

 

Berkat tindakan-tindakan yang cepat dan tepat melsin-mesin tulis masih dapt dipergunakan lagi, setelah beberapa bulan direparasi. Di dalam masa satu tahun yang sulit ini ( akibat G.30.S. dan bencana banjir) berkat dkerja sama yang baik antara pimpinan sekolah, para guru/karyawan serta POM, sekolah dapat berjalan seperti biasa.

Sesuai dengan surat instruksi Kepala IDPE. Tanggal 1-12  1966  No.IDPE/BZ/A38/66 mulai awal thun 1967 pimpinan sekolah diserah terimakan oleh Bp. D. Soetadi kepada Bp. Roelijan Soedarsono. Serah terima dilakukan pada tanggal, 23-1-1967. Selanjutnya Bp. D. Soetadi pindah ke A.A.N. Negeri Surakarta menjadi sekretaris.

Tahun 1967, Masa pimpinan Bp, Roelijan Soedarsono

Masa tahun pertama itu dipakai oleh Bp. Roelijan untuk konsolidasi sekolah, setelah kota Solo kena “gelombang politik” sebagai akibat petualangan G.30.S, kemudian disusul dengan banjir besar tanggal, 16/17 Maret 1966, Kesulitan yang dihadapi adalah hancurnya semua arsip sekolah yang terendam air lumpur selama 2 hari/malam. Jumlah 13 kalas dengan siswa pada tahun 1967 itu sebanyak 355 orang siswa, 15 pegawai/pesuruh, 17 guru tetap dan 2 guru tidak tetap.

 

Tahun 1968 Kejadian-kejadian penting

  1. SMEA I Menerima tugas mengadakan musyawarah kerja Kepala -kepala SMEA Negeri Jawa Tengah yang berlangsung tanggal, 12-13 Februari 1968. Oleh musyawarah tersebut Kepala SMEA I dengan Kepala SMEA Negeri Semarang ditugaskan tanggal, 22-24 Febtuari 1958.
  2. Tanggal, 27-2-1968 menerima kunjungan singkat Kepala SMEA Negeri II Palembang.
  3. Radio sekolah mulai akti, tetapi sayang tidak tahan lanma,
  4. Tanggal, 28 Mei 1968 , tamu keluarga SMEA Kristen Salatiga sebanyak 80 orang ke Kraton dan dilanjutkan pertandingan Olahraga.
  5. Ceramah-ceramah dari pimpinan-pimpinan Bank, Kantor Pajak, IKIP Saraswati untuk siswa-siswa kelas III yang akan tamat
  6. Study Tour kelas III : terdapat tiga rombongan masing-masing ke SGM. Di Yogya, KUP. Yogya dan PN Kertas Blabag, setelah itu semua bertemu di Borobudur dan terus kembali pulang keliling Merapi-Merbabu lewat Ambarawa-Salatiga.

 

Peristiwa yang penting pada tahun 1969

  1. Jumlah kelas 14 dengan siswa 479 orang
  2. Siswa yang lulus ujian 98%, guru 30 orang, TU 15 orang
  3. Berlakunya kurikulum baru dengan 3 jurusan, yaitu jurusan Kesekretariatan, Tata Buku dan Tata Niaga.
  4. Tahun anggran 1968/1970 PELITA I dapat biaya kperluasan Rp.3.500.000,00 untuk 2 (dua) lokal baru dan sejumlah alat alat sekolah lainnya. Pimpinan proyek jBp. Sukatmo ( Kepala Urusan Pendidikan Ekonomi Jateng).
  5. Departemen Tenaga Kerja mengadakan sychotest.
  6. Study tour kelas III tanggal, 27-29 Oktober 1969 ke PN Semen Gresik kembali pulang lewat Karang Kates dengan Peserta 90 ornag siswa/Guru.
  7. Juara ujian penghabisan menerima bantuan “Bea Siswa” selama setahun.

 

 

Peristiwa penting tahun 1970

 

  1. Tanggal, 8-10 Januari 70 SMEA I DAN II menerima tugas mengadakan musyawrah GC ( Bimbingan dan Penyuluhan) kepala kepala SMEA Jateng.
  2. Tanggal, 18-22 April menerima tamu SMEA VI Jakarta sebanyak 150 orang (istri Kepla sekolah adalah abiturient SMEA Negeri 1 Lojiwetan tahun 1950 yaitu Ibu Wastuti Samidin).
  3. Kegiatan kesenian anak-anak disiarkan di TVRI. Yogyakarta pada hari Kartini, hari lahirnya Pancasila dan peringatan Hari Kesaktian Pancasila.
  4. Study tour kelas III (90 orang) ke Cilacap (PATAL) dan bermalam di SMEA Negeri Purwokerto.

 

PERISTIWA PENTING TAHUN 1971

  1. Dalam waktu satu minggu ada 2 orang anggota keluarga SMEA I yang meninggal dunia : 30 april 1971  Mangundipowirono (pekerja) dan pada tanggal, 4 Mei 1971 ibu Sarwini.
  2. Menerima tamu SMEA Banjarnegara dan Purwokerto.
  3. Study tour kelad III ke Pabik “Texin” dan pabrik kepal di Tegal dan Pekalongan dengan pengikut 90 orang bermalam di SMEA Negeri Tegal ( dua Malam).
  4. Ujian Sekolah lulus 95%

SMEA. Yang lain di Solo masih ujian negara (di Jawa Tengah ada 30 SMEA Negeri, 6 di antaranya sejak tahun 1971 ini diperkenankan untuk ujian sekolah, yaitu solo I, Klaten, Kutoarjo, Purwokerto, Tegal, dan Semarang).

Pada tahun 1971 inilah diadakan perayaan Peringatan 25 tahun SMEA Negeri I Lojiwetan, yang semula pada waktu berdirinya bernama S.M.T.E. lalu berubah menjadi S.E.M. kemudian menjadi SMEA yang tepat pada tanggal, 1-9-1946.

 

Pada waktu seperempat abad diadakan lomba olahraga dan karnaval keliling kota yang diikuti para alumni dan sekolah SMEA  yang lain serta malam tirakatan di sekolah dan puncak acara diadakan di Sasono Mulyo Baluwarti. Pada masa kepemimpinan Bp Roeliyan sudah banyak bapa ibu guru yang pindah tugas. Ada pula bapak/ibu guru yang diangkat sebagai Kepala Seolah seperti Bapak Soepardjo, Bp. Drs. Ramelan, serta Ibu Dra. Sri Yuwati dan Ibu Dra. Sri Kandini pindah ke UNS, serta tour of duty diantara SMEA Negeri di Solo seperti Bp Djuremi, Ibu Dra. Soekiyah ke  SMEA 2  Bapak T. Soebagjo ke MSEA III, Bapak Dulhadi dan Bapak Soeparman pun demikian.

 

Karawitan dan kesenian SMEA I  maju dengan mempunyai karawitan putri dan band putri yang selalu mengisi kegiatan di RRI  dan TVRI Yogya. Pernah juga karawitan putri mengisi di TVRI Surabaya. Kegiatan study tour biasanya di daerah Jawa Timur. Pada akhir tahun 1979 satu rombongan yang terdiri atas 40 orang pergi ke Bali. Kepergian itu menjadi kenangan yang tak terlupakan karena ada seorang siswa yaitu Endang Setyowati, begitu tiba di Bali harus menjalani operasi usus buntu di RS. Sanglah.

 

Masa kepemimpinan Bapak Soepardjo

Berhubung tempat duntuk kelas I di Kepatihan yang sejak dulu dipakai diminta untuk perluasan dari Sekolah Konservatori, maka untuk kelas I terpaksa ndompleng di tempat sekilah di Joyonegaran tempat Sekolah Tehnik. Secara kebetulan sekolah di Lojiwetan mendapat perbaikan kelas di sebelah belakang, tempat penunggu sekolah,  dan bagian aula dibongkar. Bagian aula nantinya dibangun menjadi tingkat 2. Terpaksa upacara dilakukan di belakang. Jumlah kelas tetap dengan kelas I empat kelas, kelas II juga empat dkelas dan kelas III juga 4 kelas. Olahraganya  cukup maju terutama untuk cabang volley putri di mana pemain dari SMEA I  dapat mewakili team Jawa Tengah. Kegiatan study tour dilaksanakan menurut kemampuan siswa, karena pesertanya banyak yang kurang mampu maka dilakukan study toru jarak pendek yaitu sekitar Jawa Timur. Keberhasilan lulusan cukup membanggakan. Itu berkat kerja sama di antara seluruh keluarga besar  SMEA  Negeri I serta makin lengkap sarana untuk pencapaian tujuan. Kelas sudah tidak pisah. Gedungnya baru serta tingkat juga mempunyai aula yang cukup untuk mangadakan pertemuan untuk lingkungan sendiri.

 

Masa kepemimpinan Bapak Drs. Soedarjono.

Ini merupakan masa kepemimpinan yang baling pendek dan penuh gairah. SMEA Negeri I ingin lebih menonjol dari yang lain tapi Tuhan menghendaki lainb. Baru sekitar 9 bulan Bp Drs. Soedaryono bertugas beliau telah dipanggil untuk menghadap Tuhan dengan Sakit mendadak.

Kembali SMEA Negeri I kosong pimpinan karena Bp. Soepardjo pensiun. Pimpinan sekolah diambu oleh Bp. Drs. Soekemi, Kepala SMEA Negeri II. Untuk kedua kalinya sekolah diampu oleh beliau Bp Drs. HM. Wiranto dari SMKI  dan itu  hanya 5 bulan saja karena kepala sekolah yang baru sudah ada dan langsung timbang terima yaitu kepada Bp. Soenarno, Ba. DARI Sukoharjo.

 

MASA KEPEMIMPINAN BAPAK SOENARNO, BA.

Pada masa kepemimpinan Bapak Soenlarno lokal yang inti diperbaiki menjadi dua gedung yang bertingkat, yang depan untuk kantor dan ruang kepala serta wakil sedang yang baian belakang untuk ruang gurundan pengadaan serta kelas bagian atas.

Pada tahun 1991 setelah reuni di Perbanas rekan-rekan di Jakarta mengirim 10 mesin tik merk Oliveti serta msesin tik elektronik dan seperngkatnsound system dari angkatan 72 serta diharapkan tahun 1992 diadakan reuni nasional I, ini timbul ide membentuk reuni tingkat Kodya Surakarta yang diadakan di tempat Bapak Soedarmo (62) dan dibentuk panitia reuni Nasional I dan pembentukan Paguyuban alumni SMEA I Lojiwetan.

 

Tanggl, 10-11 Oktober 1991 diadakan Reuni Nasional ke I. Reuni itu diadakan di rumah makan Diamond pada malam hari dan dihadiri 1000 orang beserta keluarga yang terbatas sampai tahu 1980. Esok harinya diadakan gerak jalan napak tilas ekolah dari Lojiwetan menuju ke Kepatihan dan dilanjutkan bazar yang diadakan di sekolahkj. Pada pertemuan dengan rekan-rekan dari Jakarta dicetuskan untuk besuk 50 tahun SMEA I Lojiwetan diadakan reuni lagi yang lebih besar.

Tanggal, 31-3-1993 Bapak Soenarno pensiun dan kembali pimpinan kososng diampu dari Kepala SMEA III, Bapak Drs. Walkam hingga pimpinan baru Ibu Soekiyah Nayono.

 

Masa Kepemimpinan Ibu Dra. Soekiyah Nayono

Banyak tenaga pengajar yang baru disebabkan Bp/Ibu Guru yang sudah menjalani pensiun. Perubahan dengn tembah ruangan, toko diperbesar, dan kantin untuk siswa/guru.

Sejak kepemimpinan Bp. Soenarno jumlah kelas berubah menjadi 15 kelas disebabkan rumpun Perkantoran tambah 1 kalsa dan rumpun Akuntansi tambah 1 kelas dan itu dilanjutkan oleh pimpinan yang baru.

 

Sekolah pernah menerima tamu DPR pusat dari komisi IX  dan juga adanya monitoring dari pusat untuk peninjauan kegiatan belajar mengajalr. Sekarang dengan kurikulum baru siswa kelas II cawu ke 6 harus menjalani PSG di kantor pemerintah atau swasta. Kegiatan menambah wawasan siswa diadakan study tour ke Bali untuk kelas III cawu ke 7.

 

Pada tanggal, 31 Agustus 1996 diadakan tirakatan dalamnrangka menyambut 50 tahun SMEA Negeri I Lojiwetan yang dihadiri juga alumni yang berdatangan  melepas kangen pada tempat mereka dulu belajar. Sebelumnya tangga, 29-8-1996 diadakan kegiatan karnaval yang diikuti seluruh keluarga besar  SMEA I.

Pagi hari 31 Agustus 1996 di sekolah diadakan peringatan menyambut 50 tahun. Acara itu dihadiri alumni, Kepala Bidang Dikmenjur Kanwil Semarang. Undangan dari instansi serta mitra kerja sekolah. Juga idadakan bazar, pameran hasil siswa, dan peragaan busana oleh para siswa SMEA I. pada siang harisnya para alumni mengadakan ziarah ke makam Bp. Drs. Soetadi, Bpk. Soepardjo, Bapak Boediarto, dan terakhir Bp. RS. Soetjipto di Sumberlawang.

 

Tanggal, ` September 1966 diadakan temu kangen di gedung Taman Budaya Surakarta. Temu kangen ini dihadiri hampir segenap angkatan mulai dari angkatan 1946 sampai dengan angkatan 1995 yaitu sekitar 1000 undangan yang hadirkj. Pada pertemuan itu diserahkan tali asih untuk bp/ibu guru karyawan di antaranya, kepada Ibu Soetjipto, Bapak Roeliya jSdk, Bapak Drs. Amin Soenjoto, Baak Soetomo, Bapak Soetardjo, Ibu Suyalti Soenarno dan kepada Bp. Ardjo Soekartak. Kepada sekolah diserahkan uang dan barang Rp. 1.000.000,- organ merk Yamaha dan TV merk Daewoo.

 

Puncak kegiatan 50 tahun disambut dengan gembira oleh Kepala Bidang Dikmenjur Kanwil Jawa Tengah. Hal itu Karena SMEA Negeri 1 yang tertua di Jawa Tengah berani mengadakan kegiatan open house yang cukup meriah. Mudah-mudahan di tahun yang akan datang lebih meriah lagi. Semoga!!!

 

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *