PENERAPAN PROJECT BASED LEARNING (PjBL) DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS XI MPLB 2 PELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM MATERI TOLERANSI DAN MENGHINDARI DIRI DARI TINDAK KEKERASAN DI SMK NEGERI 1 SURAKARTA

 

PENERAPAN PROJECT BASED LEARNING (PjBL) DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS XI MPLB 2 PELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM MATERI TOLERANSI DAN MENGHINDARI DIRI DARI TINDAK KEKERASAN DI SMK NEGERI 1 SURAKARTA

Oleh:

Nuurur Rahmah Assa’iidah, M.Pd

Program Pendidikan Profesi Guru Dalam Jabatan Fakultas Ilmu Tarbiyah

Universitas Islam Negeri Raden Mas Said Surakarta

Email: assaiidah92@gmail.com

 

 

Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penerapan project based learning dalam meningkatkan hasil belajar siswa kelas XI pelajaran pendidikan agama islam materi toleransi dan menghindarkan diri dari tindak kekerasan di SMK Negeri 1 Surakarta. Penelitian dilakukan pada siswa kelas XI MPLB 2. Analisis data yang digunakan dalam penelitian adalah penelitian tindak kelas. Hasil penelitian menunjukan penerapan metode Project Based Learning dapat mneingkatkan hasil belajar siswa. Hal ini dapat dibuktikan dengan peningkatan nilai hasil pra-tes dan beberapa silkus yaitu Siklus I, Siklus II dan Siklus III. Dari analisis data diperoleh bahwa siswa yang mencapai ketuntasan belajar pada pra siklus berjumlah 8 siswa dan 9 siswa yang tidak tuntas, dengan presentase ketuntasan secara klasikal 47,06% pada siklus I ketuntasan belajar berjumlah 11 siswa dan 6 siswa yang belum tuntas dengan presentase ketuntasan klasikal 64,71%, pada siklus II ketuntasan belajar berjumlah 13 siswa dan 4 siswa yang belum tuntas dengan presentase ketuntasan klasikal 76,47%, pada siklus III ketuntasan belajar berjumlah 17 siswa dan 0 siswa yang belum tuntas dengan presentase ketuntasan klasikal 100%. Berdasarkan hasil analisis data dapat disimpulkan bahwa penerapan metode Project Based Learning dapat digunakan untuk mneingkatkan hasil belajar siswa, hal ini terlihat dari nilai tes pra siklus, Siklus I, Siklus II dan Siklus III.

 

Kata Kunci: metode, project based learning, hasil belajar.

 

 

Abstract: This study aims to determine the effect of implementing project based learning in improving student learning outcomes in class XI in Islamic religious education on tolerance and avoiding acts of violence at SMK Negeri 1 Surakarta. The research was conducted on students of class XI MPLB 2. The data analysis used in the research was classroom action research. The results of the research show that the application of the Project Based Learning method can improve student learning outcomes. This can be proven by increasing the value of pre-test results and several cycles, namely Cycle I, Cycle II and Cycle III. From the analysis of the data it was found that students who achieved learning mastery in the pre-cycle totaled 8 students and 9 students who did not complete, with a classical completeness percentage of 47.06% in the first cycle of learning completeness totaling 11 students and 6 students who had not completed with a classical mastery percentage 64.71%, in the second cycle of learning completeness there were 13 students and 4 students who had not completed with a classical completeness percentage of 76.47%, in the third cycle of learning completeness there were 17 students and 0 students who had not completed with a classical completeness percentage of 100%. Based on the results of data analysis it can be concluded that the application of the Project Based Learning method can be used to improve student learning outcomes, this can be seen from the pre-cycle test scores, Cycle I, Cycle II and Cycle III.

Keywords: method, project based learning, learning outcomes

 

 

PENDAHULUAN

Pendidikan pada hakikatnya berlangsung dalam suatu proses. Proses itu berupa transformasi nilai- nilai pengetahuan, tegnologi dan keterampilan. Penerima proses adaalh anak atau siswa yang sedang tumbuh dan berkembang menuju ke arah pendewasaan kepribadian dan penguasaan pengetahuan. Selain itu, pendidikan merupakan proses budaya untuk meningkatkan harkat dan martabat manusia yang diperoleh melalui proses yang panjang dan berlangsung sepanjang kehidupan.

Keluarga merupakan lembaga pendidikan pertama dan utama bagi setiap anak yang lahir, tumbuh dan berkembang secara manuasiawi dalam mencapai kematangan fisik dan mentak masing- masing anak. Didalam keluarga, setiap anak memperoleh pengaruh yang mendasar sebagai landasan pembentukan pribadinya.

Untuk lebih meningkatkan potensi pada dii anak, orangtua tidak hanya mendidika anaknya dirumah, tetapi mereka mengirimkan atau menitipkan anaknya ke sekolah, agar mamou memenuhi tuntutan zaman sekaligus meningkatkan pendidikan pada anak tersebut.

Sekolah merupakan lembaga pendidikan kedua yang bertugas membantu keluarga dalam membimbing dan mengarahkan perkembangan srta pendayagunaan potensi tertentu yang dimilki siswa atau anak, agar mampu menjalankan tugas- tugas kehidupan bagi manusia, sebagai anggota masyarakat ataupun sebagai individual.

Anak merupakan amanat ditangan kedua orang tuanya, dan kalbu-nya yang masih bersih merupakan permata yang sangat berharga. Pada masa kanak-kanak mereka merupakan masa yang paling penting dalam usia pertumbuhan. Masa ini merupakan tahap awal proses pertumbuhan seorang anak untuk menjadi manusia dewasa (Syaikh Muhammad Said Mursi, 2001: 9). Hal ini sejalan dengan pendapat Goleman yang menyatakan bahwa pembelajaran moral dan emosi terjadi pada usia awal, melalui pola-pola interaksi antara orang tua atau orang dewasa dengan anak (Daniel Goleman, 1999: 255). Menurut perkembangan agama pada anak usia dini terjadi melalui pengalaman hidupnya sejak kecil, dalam keluarga di sekolah dan di dalam masyarakat lingkungannya (Zakiyah Daradjat, 1979: 71). Menurut M. Nipan Halim (2011: 92) pokok-pokok pendidikan yang diberikan kepada anakpun sedikitnya harus meliputi pendidikan akidah, pendidikan ibadah dan pendidikan akhlak. Untuk itu maka pendidikan agama hendaknya diberikan melalui pendidikan dengan keteladanan, pendidikan dengan adat kebiasaan, pendidikan dengan nasehat, pendidikan dengan memberikan perhatian dan pendidikan dengan hukuman (Abdullah Nashis Ulwan, 1993: 2).

Project Based Learning (PjBL), metode yang juga dikenal dengan istilah Pembelajaran Berbasis Proyek (PBP) adalah suatu metode pembelajaran dimana guru menggunakan proyek sebagai media belajar melalui tahapan tahapan tertentu. Project Based Learning menjadi topik yang menarik beberapa waktu ini, karena menekan pada efektivitas pembelajaran yang inovatif dan bisa menjadi salah satu alternative dalam melaksnakan kegiatan pembelajaran, dengan menggunakan Project Based Learning kita bisa menemukan solusi permaslaahan yang ditemui secara langsung di kehidupan sehari- hari.

Berdasarkan uraian di atas, penulis melakukan penelitian dengan judul “ Penerapan Project Bsed Learning (PjBL) dalam meingkatkan Hasil Belajar Siswa kelas XI Pelajaran Pendidikan Agama Islam Materi Toleransi dan Menghindari diri dari Tindak Kekerasan di SMK Negeri 1 Surakarta”, dengan demikian melalui Project Based Learning peneliti berharap dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

 

METODE PENELITIAN

Penelitian Tindakan Kelas dilakukan dalam beberapa siklus yang masing-masing siklus terdiri dari empat tahap yaitu perencanaan (planning), pelaksanaan (action), pengamatan (observation), dan refleksi (reflection). Menurut Arikunto, dkk (2010:137). Subjeck Penelitian ini adalah siswa kelas XI MPLB 2 yang berjumlah 17 Siswa. Objek Penelitian ini adalah kemampuan siswa dalam pembelajaran toleransi dan menghindari diri dari tindak kekerasan dalam kehidupan sehari hari di lingkungan sekolah mauun lingkungan rumah. Metode pengumpulan data menggunakan tes, observasi dan dokumentasi. Teknik analisis data menggunakan data observasi dan analisis data tes. Penelitian menggunakan validitas data yaitu instrument penilaian observasi dan tes.

 

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Dari hasil penelitian dapat dinyatakan babhwa metode project based learning dapat meningkatkan hasil belajar siswa khusus pembelajaran PAI pada materi Toleransi dan menghindakan diri dari tindak kekerasan pada siswa XI MPLB 2 SMK Negeri 1 Surakarta tahun pelajaran 2022/ 2023. Hal ini dapat dibahas sebagai berikut:

  1. Pra Siklus

Pada awalnya siswa kelas XI MPLB 2, nilai rata-rata pembelajaran PAI rendah khususnya pada kompetensi dasar Toleransi dan Menghindari diri dari tindak kekerasan. Sebelum diadakan tindakan guru memberi tes. Berdasarkan ketuntasan belajar siswa dari sejumlah 17 siswa terdapat 8 siswa atau 47,06% yang mencapai ketuntasan belajar dengan skor standar Kriteria Ketuntasan Minimal. Sedangkan 9 siswa atau 52,94% belum mencapai KKM untuk kompetensi dasar penyelenggaraan jenazah sebesar 70. Sedangkan hasil pra siklus terdapat nilai tertinggi sebesar 78,6, nilai terendah sebesar 42,9 dengan rata-rata kelas sebesar 62,6.

Proses pembelajaran pada pra siklus menunjukkan bahwa siswa masih pasif, karena tidak diberi respons dan masih bekerja secara individu, tidak nampak keaktifan siswa maupun gagasan yang muncul. Siswa terlihat jenuh dan bosan tanpa gairah karena pembelajaran selalu monoton.

 

  1. Siklus I

Dari hasil tes siklus I, menunjukkan bahwa hasil untuk tes observasi yang mencapai nilai A (sangat baik) adalah 0 siswa, sedangkan yang mendapat nilai B (baik) sejumlah 10 siswa atau 58,82% yang mendapat nilai C (cukup) sebanyak 1 siswa atau 5,89%, dan yang mendapat nilai D (kurang) ada 6 siswa atau 35,29%, sedangkan yang mendapat nilai E (sangat kurang) sebanyak 0 siswa.Berdasarkan ketuntasan belajar siswa dari sejumlah 17 siswa terdapat 10 atau 58,82% yang sudah mencapai ketuntasan belajar. Sedangkan 7 siswa atau 41,18% belum mencapai ketuntasan. Adapun dari hasil nilai tes observasi siklus I dapat dijelaskan bahwa perolehan nilai tertinggi adalah 83,3, nilai terendah 50,0, dengan nilai rata-rata kelas sebesar 70,1.

Dari hasil tes pengetahuan pada sikluas I yang mencapai nilai A (sangat baik) adalah 2 siswa atau 11,76%, sedangkan yang mendapat nilai B (baik) sejumlah 9 siswa atau 52,94% yang mendapat nilai C (cukup) sebanyak 3 siswa atau 17,65%, dan yang mendapat nilai D (kurang) ada 3 siswa atau 17,65%, sedangkan yang mendapat nilai E (sangat kurang) sebanyak 0 siswa.

Berdasarkan ketuntasan belajar siswa dari sejumlah 17 siswa terdapat 11 atau 64,71% yang sudah mencapai ketuntasan belajar. Sedangkan 6 siswa atau 35,29% belum mencapai ketuntasan. Adapun dari hasil nilai tes pengetahuan siklus I dapat dijelaskan bahwa perolehan nilai tertinggi adalah 86,7, nilai terendah 53,3 dengan nilai rata-rata kelas sebesar 71,4.

Dari hasil refleksi siklus I dapat disimpulkan bahwa melalui penerapan metode Project Based Learning siswa mengalami peningkatan dalam mencapai ketuntasan belajar yaitu dari 17 siswa, hanya 8 siswa (47,06%) yang tuntas belajar pada pra siklus meningkat menjadi 11 siswa (64,71%) pada siklus I. Sedangkan nilai rata-rata kelas ada kenaikan sebesar 17,65%. Pada siklus I ini belum semua siswa mencapai ketuntasan karena ada sebagian siswa berpandangan bahwa kegiatan yang bersifat kelompok, penilaiannya juga kelompok.

 

  1. Siklus II

Dari hasil tes siklus II, menunjukkan bahwa hasil untuk tes observasi yang mencapai nilai A (sangat baik) adalah 2 siswa atau (11,76%) kemudia yang mendapat nilai B (baik) sejumlah 11 siswa atau 64,71% yang mendapat nilai C (cukup) sebanyak 3 siswa atau 17,65%, dan yang mendapat nilai D (kurang) ada 1 siswa atau 5,88%, sedangkan yang mendapat nilai E (sangat kurang) sebanyak 0 siswa. Berdasarkan ketuntasan belajar siswa dari sejumlah 17 siswa terdapat 13 atau 76,47% yang sudah mencapai ketuntasan belajar. Sedangkan 4 siswa atau 23,53% belum mencapai ketuntasan. Adapun dari hasil nilai tes observasi siklus II dapat dijelaskan bahwa perolehan nilai tertinggi adalah 91,7, nilai terendah 58,3 dengan nilai rata-rata kelas sebesar 77,5.

Dari hasil tes tulis pada sikluas II yang mencapai nilai A (sangat baik) adalah 5 siswa atau 29,41%, sedangkan yang mendapat nilai B (baik) sejumlah 8 siswa atau 47,06% yang mendapat nilai C (cukup) sebanyak 4 siswa atau 23,53% dan yang mendapat nilai D (kurang) sebanyak 0 siswa sedangkan yang mendapat nilai E (sangat kurang) sebanyak 0 siswa.

Berdasarkan ketuntasan belajar siswa dari sejumlah 17 siswa terdapat 13 atau 76,47% yang sudah mencapai ketuntasan belajar. Sedangkan 4 siswa atau 23,53% belum mencapai ketuntasan. Adapun dari hasil nilai tes tulis siklus II dapat dijelaskan bahwa perolehan nilai tertinggi adalah 93,3, nilai terendah 66,7 dengan nilai rata-rata kelas sebesar 78,8.

Dari hasil refleksi siklus II melalui penerapan metode Project Based Learning siswa mengalami peningkatan dalam mencapai ketuntasan belajar yaitu dari 17 siswa, hanya 8 siswa (47,06%) yang tuntas belajar pada pra siklus meningkat menjadi 11 siswa (64,71%) pada siklus I meningkat menjadi 13 siswa (76,47). Sedangkan nilai rata-rata kelas ada kenaikan dari pra siklus (62,60) menjadi (71,40) pada siklus I dan mengalami kenaikan pada siklus II menjadi (78,80). Pada siklus II ini sebagian besar siswa telah mencapai ketuntasan karena siswa sudah mepunyai pandangan bahwa kegiatan yang bersifat kelompok, tetap dinilai secara individu.

 

  1. Siklus III

Dari hasil tes siklus III, menunjukkan bahwa hasil untuk tes observasi yang mencapai nilai A (sangat baik) adalah 15 siswa atau (88,24%) dan yang mendapat nilai B (baik) sejumlah 2 siswa atau 11,76% sedangkan yang mendapat nilai C (cukup)  dan nilai E (sangat kurang) sebanyak 0 siswa. Berdasarkan ketuntasan belajar siswa dari sejumlah 17 siswa kesemuanya telah berstatus tuntas dengan nilai rata-rata kelas sebesar 94,10.

Dari hasil tes tulis pada sikluas III yang mencapai nilai A (sangat baik) ada 15 siswa atau 88,24%, dan yang mendapat nilai B (baik) sejumlah 2 siswa atau 11,76% sedangkan yang mendapat nilai C, D dan E sebanyak 0 siswa. Berdasarkan ketuntasan belajar siswa dari sejumlah 17 siswa, kesemuanya telah berstatus tuntas dengan nilai rata-rata kelas sebesar 92,80.

Hasil antara kondisi awal saat pra siklus, siklus I, siklus II dan siklus III menyebabkan adanya perubahan yang sudah optimal, hal ini ditandai dengan peningkatan jumlah siswa yang mencapai ketuntasan belajar. Dari hasil tes akhir siklus III ternyata jauh lebih baik jika dibandingkan dengan tingkat ketuntasan belajar pada siklus I dan siklus II. Dengan melihat perbandingan hasil tes siklus I, siklus II dan siklus III ada peningkatan yang signifikan, baik dilihat dari ketuntasan belajar maupun hasil perolehan nilai rata-rata kelas. Dari hasil refleksi siklus III melalui penerapan metode Project Based Learning siswa mengalami peningkatan dalam mencapai ketuntasan belajar yaitu 17 siswa atau 100%

Berdasarkan data hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran dengan menggunakan metode Project Based Learning dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas XI MPLB 2 khususnya pada kompetensi dasar Toleransi dan Menghindarkan diri dari tindak kekerasan.

 

KESIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas dapat disimpulkan sebagai berikut:

  1. Dari hasil observasi dapat dilihat bahwa terjadi peningkatan aktivitas siswa pada siklus I hanya rata- rata 58,82% menjadi 76,47% pada siklus II dan pada siklus III menjadi 100%.
  2. Penguasaan siswa terhadap materi pembelajaran menunjukan peningkatan. Hal ini dapat ditunjukan pada peningkatan ketuntasan belajar pada pra siklus sebanyak 8 siswa (47,06%), pada siklus I sebanyak 11 Siswa (64,71%), pada Siklus II sebanyak 13 Siswa (76,47%) dan pada siklus III sebanyak 17 Siswa (100%).
  3. Penerapan Project Based Learning dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada kompetensi dasar toleransi dan menghindarkan diri dari tindak kekerasan pada pembelajaran Pendidikan Agama Islam.

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka peneliti memberikan saran sebagai berikut:

  1. Saran untuk SMK Negeri 1 Surakarta, sarana dan prasarana sudah cukup memadai, namun alangkah lebih baiknya jika sarana serta fasilitas yang khusus dalam penerapan Project Based Learning lebih ditingkatkan, agar siswa dapat mengekplor dan menyuarakan aspirasinya.
  2. Saran untuk Guru, dalam penggunakan metode Project Based Learning siswa lebih meningkat hasil belajarkan karena siswa dapat mengeksplor tentang apa yang mereka imajinasikan dan menghasil kan hasil dari imajinasi tersebut.
  3. Saran untuk orangtua, sebaiknya proses pembelajaran Pendidikan Agama Islam tidak selalu diserahkan kepada guru pendidikan agam islam saja di sekolah tetapi orangtau juga mendampingi siswa dirumah sebagai alur pembiasaan ddi rumah, tidak hanya di sekolahan saja.

 

 

DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi, Abu. 1986. Metode Khusus Pendidikan Agama (MKPA). Bandung: Armico. Bandung.

Arifin Muzayyin. 2005. Filsafat Pendidikan Islam. Jakarta: Bumi Aksara.

Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.

Armai, Arief. 2002. Pengantar Ilmu Dan Metode Pendidikan Islam. Jakarta: Intermasa.

Basyiruddin, M. Usman. 2005. Metode Pembelajaran Agama Islam, Jakarta: Ciputar Prees.

Departemen Agama RI. 1974.  Al-Qur’an dan Terjemahnya. Jakarta: Intermasa.

Departemen Pendidikan. 2002. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.

Dradjat, Zakiah, dkk. 2004. Metode Khusus Pengajaran Agama Islam. Jakarta: Bumi Aksar.

Ismail, Bustamam. 2007. Penyelenggaraan Jenazah. (Online). Tersedia:  http://hbis.wordpress.com/2007/11/27/penyelenggaraan-jenazah/ diakses 12 Januari 2011.

Kosasih.2014. Strategi Belajar dan Pembelajran. Bandung: Yarma Widya

Kurniasih.2014. Sukses Mengimplementasikan Kurikulum 2013. Jakarta: Kata Pena

Mulyanto Sumardi. 1997. Pengajaran Bahasa Asing. Jakarta: Bulan Bintang.

Nawawi, Hadari. 2000. Organisasi Sekolah dan Pengelolaan Kelas. Jakarta: Haji Mas Agung.

Peter  Salim,  et-al. 1991. Kamus  Bahasa  Indonesia  Kontemporer. Jakarta:  Modern English.

Poerwadarminta, W.J.S. 1976. Kamus Umum Bahasa Indonesia (Edisi V). Jakarta: Balai Pustaka.

Ramayulis. 2001. Metodologi Pengajaran Agama Islam. Jakarta: Kalam Mulia.

Rasyad, Aminuddin. 2002. Metode Pembelajaran Pendidikan Agama. Jakarta: Bumi Aksara.

Sadali, A., dkk. 2000. Islam Untuk Disiplin Ilmu Pendidikan. Jakarta: Bulan Bintang.

Sani, Ridwan Abdullah. 2014. Pembelajaran Saintifik. Jakarta: Bumi Aksara.

Sudjana, Nana. 2005. Penilaian Hasil Belajar. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Sudrajat,A.2008.Penelitian Tindakan Kelas Part II (Online),(http://akhmadsudrajat.wordpress.com, diakses 28 November 2022).

Surakhman, Winarno. 1980. Metode Pengajaran Nasional. Bandung: Jemmars.

Syah, Muhibbin. 2005. Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Tim Derektorat Jend. 2001. Metode Pendidikan Agama Islam. Jakarta: Pembinaan Kelembagaan Agama Islam/Derektorat Pembinaan Pendidikan Agama Islam Pada Sekolah Umum.

Turgut,H.2008. Prospective Scine Teachers’ Conceptuliaztions About Project Based Learning. International Journal of Intructior(1).

 

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *